Kamis, 18 Juni 2009

Marketing is Humanizing Human Being



Hermawan Kartajaya, Founder & CEO MarkPlus Inc.

Kekuatan online media saat ini harus mulai diwaspadai oleh para pemilik brand. Perkembangan web 2.0 seperti social media, blog, forum memungkinkan orang menjadi produsen sekaligus konsumen langsung (prosumen), artinya orang tidak lagi sekadar membaca berita-berita yang ada, tetapi menjadi pencipta dari berita-berita tersebut. Dengan begitu, semua orang bisa mengungkapkan kegelisahannya atau kekecewaannya dengan bebas dan bisa dibaca oleh seluruh orang di dunia. Setali tiga uang dengan potensinya dalam merusak image suatu merek, online media dapat digunakan sebagai sarana untuk memperkuat image suatu merek.

Menurut Hermawan Kartajaya (Founder & CEO MarkPlus,Inc), memang saat ini perkembangan Internet dengan Web 2.0 dan Social Networking-nya serta perkembangan mobile technology bukan hanya akan mengubah langkap dunia bisnis dan pemasaran, namun juga akan mengubah perilaku masyarakat secara keseluruhan. “Jangan salah, walaupun hampir semua contoh yang saya berikan berasal dari luar Indonesia, namun praktik New Wave Marketing ini bukan hanya terjadi di negara-negara maju. Dengan kemajuan teknologi, apa-apa yang terjadi di negara-negara tersebut bisa dengan cepat masuk ke Indonesia,” jelasnya.

arketing memang telah masuk era baru. Hal ini ditandai oleh beberapa perubahan langkah bisnis antara lain masuknya kita ke (1) era kreativitas yang didorong oleh teknologi digital, termasuk fenomena Web 2.0 yang memberi kesempatan bagi kita semua untuk berpartisipasi, (2) dunia yang ”mbledos” (baca: flat) seiring dengan perubahan di politik-hukum, ekonomi dan sosial budaya, yang semakin digerakan oleh kekuatan personal, individual, dan kaum grassroot, dan (3) open market, pasar yang semakin terbuka dan seamless. Ketiga hal tersebut membuat kita menyadari bahwa secara total, lanskap bisnis sudah semakin berubah dari yang tadinya vertikal menjadi horizontal. Implikasi dari semua hal itu adalah terjadinya demokratisasi terhadap semuanya, tak terkecuali dunia bisnis dan pemasaran.

Cara-cara lama yang membawa kita ke puncak kejayaan belum tentu relevan untuk kita gunakan di dunia yang terus berubah ini. Langkah promosi yang top-down menjadi sering kali tidak efektif, karena di dunia yang semakin canggih ini, konsumen menjadi lebih ’pintar’. Konsumen semakin ingin dianggap sebagai manusia, bukan lagi sebagai ”objek jualan” pemasar. Artinya mereka ingin dianggap sebagai manusia yang memiliki kebiasaan untuk ’ngumpul’, ’ngerumpi’ , tampil, bermain, dan hasrat dan kegelisahaan lainnya. Hal tersebut membawa imperatif bagi pemasar mengenai perlunya pendekatan pemasaran yang baru. Di saat konsumen ingin dianggap sebagai individu, maka pemasar harus lebih manusiawi dalam hal praktik pemasarannya. Yang diperlukan adalah praktik pemasaran yang lebih terbuka di mana pemasar melakukan engagement dengan konsumen secara horisontal, ekspiriensial, komunal, dan juga mempergunakan platform teknologi seperti internet dan seluler agar tercipta suatu keadaan pasar yang selalu connected, catalyzed, dan civilized. “Itulah yang kami sebut sebagai pendekatan New Wave Marketing!,” tutup Hermawan. (Andi)

Ada tiga inisiatif yang telah ditetapkan pada inisiatif online marketing yang dilakukan oleh pemasar yaitu:

  1. Get Social, yang artinya pendekatan social media (artinya komunikasi yang dilakukan bukan lewat media tradisional/konvensional) yang dilakukan oleh pemasar.

  2. Get Experiential, kegiatan pemasaran yang unik dan ekspiriensial yang dilakukan oleh pemasar, atau

  3. Get Mobile, yang artinya kegiatan pemasaran yang interaktif lewat mobile

Kamis, 04 Juni 2009

Philip Kotler: Think Customers and You'll Be Save



Rabu, 27 Mei 2009 | 19:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mengakhiri seminar sehari bertajuk "Marketing in Turbulent Times" pada hari Rabu (27/5), Prof Philip Kotler, yang dijuluki Bapak Marketing Modern, memberikan nasihatnya kepada para pebisnis di Indonesia: "Think customers and you'll be save". Artinya kurang lebih, rengkuhlah para pelanggan Anda supaya bisnis Anda bisa tetap berlangsung baik.

Seminar di Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, dan diselenggarakan atas kerja sama Kompas Gramedia, Markplus Inc, dan BRI Prioritas itu berlangsung menarik. Kotler di penghujung seminar menjelaskan masa depan marketing yang akan ditandai dengan kolaborasi antara produser dan seluruh stakeholder, termasuk pelanggan tadi.

"Collaborative marketing antara lain ditandai dengan co-created experiences," kata Kotler. Ia menjelaskan, keterlibatan pelanggan dalam menghasilkan produk yang lebih baik menjadi bagian penting dari model pemasaran masa kini.

Ia mencontohkan tentang pelibatan komunitas sepeda motor. Mereka diundang oleh perusahaan tertentu untuk memberikan sumbangan pemikiran guna memperbaiki produk motor yang menjadi idola mereka itu.

"Belum semua perusahaan memasuki collaborative marketing secara utuh," ujarnya. Sebagian baru memasuki fase relationship marketing, yang sifatnya lebih menjaga hubungan antara produsen dengan konsumen. Namun ini masih lebih baik daripada sekedar transactional marketing, yang muncul pada era 50-an.

Kepada ratusan hadirin yang tampak betah mengikuti seminar dari pagi hingga petang itu, Kotler menjelaskan evolusi marketing mulai dari era 50-an sampai era 2000-an, yang ia sebut financially-driven marketing.

Masing-masing era menciptakan istilah tersendiri dalam dunia marketing, yang berlaku baik pada masanya. Tetapi selayaknya sebuah evolusi, makin ke sini makin kompleks sejalan dengan kemajuan ekonomi dan industri komunikasi.

Dalam bahasa Inggrisnya yang sangat jelas dan tidak rumit itu, Kotler, yang hari ini berusia 78 tahun, itu merumuskan pola marketing masa depan itu sebagai Marketing 3.0, yang bukunya segera diluncurkan.

Marketing nantinya tidak hanya menyentuh pikiran dan hati pelanggan, tetapi juga harus sampai pada penciptaan semangat (spirit) di antara para pelanggan. Sehingga, suatu perusahaan tidak hanya mampu membuat sekadar lebih baik atau berbeda dengan kompetitornya, tetapi juga bahkan mampu membuat perbedaan.

Kotler malam ini menghadiri jamuan makan malam (gala dinner) yang diselenggarakan oleh Kementerian Budpar. Pada kesempatan itu, Kotler akan diangkat oleh Pemerintah Indonesia sebagai Dubes Pariwisata Indonesia.

 

Keadaan bangun pun saya sering bermimpi Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2008